Anime menjadi budaya paling populer dari negara sakura, tapi bukan berarti semua orang selalu mengerti tentang anime. Faktanya, orang sering membuat kesalahan dalam mengasumsikan apa itu anime.
Anime dapat stigmatisasi terhadap mereka yang tidak menontonnya. Selain itu, orang tidak hanya memahami apa itu anime, tetapi juga membuat asumsi tentang tipe orang yang menyukai anime yang disebut sebagai wibu.
Beberapa tahun yang lalu, anime tidak terkenal seperti sekarang ini. Seiring dengan banyaknya anime yang baru, banyak juga penggemar baru dari anime ini. Sebagian besar masyarakat Indonesia selalu salah paham kepada orang yang suka dengan anime. Mereka yang menyukai anime akan dikatakan wibu.
Sebagian orang lagi tidak tahu dengan manga, dan apa sisi perbedaannya dengan anime. Para pecinta anime biasanya memiliki ciri khas tersendiri pada genre anime yang disukainya. Dan untuk sobat rebahan, silahkan simak mengenai kesalahan orang dalam memahami tentang anime berikut ini.
Menganggap Semua Anime Selalu Sama
Anime tidak selalu memiliki jalan cerita yang sama, ada banyak sekali genre yang bisa ditonton. Acara anime seringkali memiliki banyak pintasan, sehingga kamu bisa menyesuaikan akan menonton anime genre apa. Oleh karena itu, ada urutan transisi dan prolog yang unik dan seru.
Penyuka Anime Pasti Penyendiri
Anggapan yang seperti ini memang seringkali menjadi perbincangan para pecinta anime yang membuat mereka resah. Kesalahan masyarakat dalam memahami apa itu anime selalu beranggapan bahwa pecinta anime pasti selalu penyendiri dan tidak memiliki teman.
Mengandung Unsur Vulgar
Kekerasan dan seks tidak selalu menjadi tema yang bisa digambarkan dengan mudah oleh anime. Ini telah berubah dengan munculnya beberapa anime anak yang bisa ditonton bersama keluarga, memungkinkan program untuk disampaikan kepada pemirsa tertentu yang membutuhkan konten tanpa khawatir tentang konten apa yang ada di TV. Menariknya, beberapa anime asli secara tidak sengaja diimpor dari negara lain sebelum dunia benar-benar tahu apa itu anime.
Baca juga: Karakter Anime Hunter x Hunter Dari yang Terkuat Sampai Terlemah
Suka Hentai
Hentai mulai mendapatkan popularitas beberapa waktu ini, dan ini mengubah persepsi publik penggemar anime. Menurut beberapa, anime hanya untuk mesum, tapi tidak seperti yang dipikirkan oleh masyarakat. Pada dasarnya orang mulai menggunakan anime sebagai cara untuk menjadi rasis terhadap orang Jepang. Dan ini adalah anggapan yang sangat salah.
Bisa Berbahasa Jepang
Pada kenyataannya para penonton anime tidak mampu berbahasa Jepang. Oleh karenanya beberapa situs legal penyedia anime menyediakan subtitle kedalam bahasa Indonesia, agar memudahkan penonton. Tak jarang juga, beberapa bisa memahami beberapa kata dari anime Jepang. Dan ini menjadi kelebihan para penggemar anime.
Merusak Pola Pikir
Persepsi bahwa anime memiliki kekuatan khusus untuk memanipulasi atau merusak anak-anak, atau bahwa kecenderungan Jepang adalah cara untuk melemahkan kecintaan kepada bangsa sendiri, dan ini adalah anggapan paling salah. Anime hanyalah sebuah hiburan dan tontonan seru dari Jepang, tidak ada sangkut pautnya dengan kecintaan terhadap bangsa. Apalagi sampai merusak moralitas anak anak bangsa.
Penulis Anime Selalu Dari Jepang
Mungkin beberapa tahun terakhir banyak yang belum tahu dengan perkembangan anime ini. Tidak semua anime yang dirilis di Jepang adalah karya dari mangaka Jepang. Ada beberapa juga yang berasal dari luar negeri, misalkan anime “God Of High School” yang mangakanya adalah orang Korea Selatan. Dan ini mematahkan bahwa mangaka anime tidak selalu dari Jepang.
Itulah beberapa anggapan masyarakat yang salah dalam memahami anime Jepang. Budaya yang satu ini memang sudah mendunia dan disukai oleh anak anak muda. Tak jarang, beberapa orang yang sudah berusia juga suka dengan anime. Lalu, sobat rebahan suka anime yang mana nih?
Post a Comment